Sunday 25 May 2014

POTENSI DAERAH JAMBI

Potensi Bahan Galian di Propinsi Jambi


A. Penyebaran Potensi Sumber Daya Mineral di Provinsi Jambi
Di wilayah Provinsi Jambi telah berhasil diinventarisasi jenis-jenis mineral yang meliputi metal atau logam terdiri dari emas, air raksa, biji besi, tembaga dan timah putih (Basisdata Tabel III-27), dan non metal atau non logam terdiri dari batu gamping, marmer, bentonit, oker, lempung, felspar, trass, batu mulia, granit, andesit, pasir kwarsa, pasir kerikil, obsidian/perlit, dan kaolin (Basisdata Tabel III-28). Penyebaran potensi sumber daya mineral ini di Provinsi Jambi untuk setiap kabupaten dan kota dapat dilihat pada Tabel 3.22. sampai Tabel 3.35.

1. Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci hanya memiliki sumber daya mineral non logam yang terdiri dari batu gamping, lempung, trass, andesit, obsidian/perlit, kaolin, dan pasir dan batu kerikil sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.22. Cadangan yang tersedia berada dalam kondisi yang berbeda-beda. Untuk jenis mineral batu gamping telah terindikasi sebanyak 236 juta m3 dengan kadar CaO yang cukup tinggi yaitu 53,2 %. Lempung, granit, andesit, kaolin, dan pasir dan batu kerikil jumlah cadangannya belum diketahui. Trass terindikasi sebanyak 2,2 juta m3 dan obsidian/perlit terindikasi sebanyak 420,5 juta m3.

1.         Batu Gamping            : Sitinjau Laut, Terindikasi 98 juta m3, Kadar CaO 53,2%.
  Gunung Kerinci, Terindikasi 138 juta m3, Kadar CaO 53,2%.
2.         Lempung                     : Sitinjau Laut, Belum diketahui, -.
3.         Trass                           : Keliling Danau, Terindikasi 2,2 juta m3, -.
4.         Granit                                     : Gunung Raya, Belum diketahui, -.
  Gunung Kerinci, Belum diketahui.
5.         Andesit                        : Danau Kerinci, Belum diketahui, -.
6.         Obsidian/perlit                : Kayo Aro, Terindikasi 404 juta m3, -.
  Air Hangat, Terindikasi 16,5 juta m3, -.
7.         Kaolin                                     : Sitinjau Laut, Belum diketahui, -.
8.         SIRTU                         : Batang Merangin, Belum diketahui, -.

2. Kabupaten Merangin
Di wilayah Kabupaten Merangin terdapat kandungan mineral yang sangat beragam, baik berupa mineral logam yang terdiri dari emas, air raksa, biji besi dan tembaga maupun mineral non logam yang terdiri dari batu gamping, marmer, bentonit, oker, lempung, felspar, trass, batu mulia, granit, pasir kwarsa, dan pasir dan batu kerikil.

a. Mineral Logam
Jumlah yang pasti dari cadangan logam emas dan air raksa yang terdapat di Kabupaten Merangin belum diketahui, sementara biji besi dan tembaga keberadaannya masih berupa indikasi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.23.

1.         Emas               : Sungai Manau, Belum diketahui -.
  Tabir Ulu, Belum diketahui, -.
  Tabir, Belum diketahui, -.
2.         Air Raksa       : Sungai Manau, Belum diketahui, -.
  Bangko, Belum diketahui, -.
3.         Biji Besi           : Sungai Manau, Berupa indikasi, -.
4.         Tembaga         : Muara Siau, Berupa indikasi, -.
  Bangko, Berupa indikasi, -.

b. Mineral Non Logam
Pada Tabel 3.24. dapat dilihat bahwa mineral non logam yang telah diketahui besar cadangannya adalah batu gamping, marmer, bentonit, felspar, granit dan pasir kwarsa. Batu gamping dengan kadar CaO antara 50,85 – 54,65% cadangannya telah terindikasi sebesar 27 juta m3. Cadangan marmer telah terindikasi sebesar 12 juta m3, bentonit dengan jenis Ca-bentonit cadangannya telah terindikasi sebesar 54,8 juta m3 dan felspar telah terindikasi cadangan sebesar 40 ribu m3. Sementara granit dan pasir kwarsa telah terindikasi cadangannya masing-masing sebesar 2,25 milyar m3 dan 132.154 ribu m3. Mineral non logam yang belum diketahui cadangannya meliputi lempung, trass, batu mulia, dan pasir dan batu kerikil.

1. Batu Gamping        : Tabir Ulu, Terindikasi 16,5 juta m3,Kadar CaO 50,85%.
  Sungai Manau, Terindikasi 10,5 juta m3, Kadar CaO 54,65%.
2. Marmer                  : Tabir Ulu, Terindikasi 12 juta m3, -.
3. Bentonit                  : Bangko, Terindikasi 8 juta m3, -.
  Pamenang Terindikasi 46,8 juta m3 Jenis Ca-bentonit
4. Oker                        : Bangko, Terindikasi 10 ribu m3, -.
5. Lempung                 : Tabir, Belum diketahui, -.
6. Felspar                    : Bangko, Belum diketahui, -.
  Tabir, Terindikasi 40 ribu m3, -.
  Sungai Manau, Belum diketahui, -.
7. Trass                       : Muara Siau, Belum diketahui -
8. Batu Mulia              : Tabir, Belum diketahui -
9. Granit                     : Sungai Manau, Terindikasi 2,25 Milyar m3 -
  Bangko, Belum diketahui -
10. Pasir Kwarsa        : Tabir, Terindikasi 154 ribu m3 -
  Sungai Manau, Terindikasi 132 juta m3 -
11. SIRTU                   : Tabir, Belum diketahui -

3. Kabupaten Bungo
Di wilayah Kabupaten Bungo terdapat kandungan mineral mineral logam berupa emas dan biji besi, sementara mineral non logam berupa bentonit, oker, lempung, pasir kwarsa, kaolin, obsidian/perlit, dan pasir dan batu kerikil.

a. Mineral Logam
Logam emas berada di dalam tanah pada kedalaman lapisan 1-3 meter dengan jumlah cadangan yang belum diketahui, sementara logam biji besi cadangannya masih berupa indikasi (Tabel 3.25.).

1. Emas           : Muara Bungo Belum diketahui Ketebalan lapisan 1-3 m
  Pelepat Belum diketahui Ketebalan lapisan 1-3 m
2. Biji Besi       : Rantau Pandan Berupa indikasi -

b. Mineral Non Logam
Pada Tabel 3.26. dapat dilihat bahwa mineral non logam yang telah diketahui besar cadangannya adalah pasir kwarsa dan obsidian/perlit masing-masing telah terindikasi sebesar 10,7 juta m3 dan 80 juta m3. Sementara mineral non logam lainnya yang terdiri dari bentonit dengan jenis Ca-bentonit, oker, lempung, pasir dan batu kerikil, dan kaolin belum diketahui besar cadangannya.

1. Bentonit                  : Rantau Pandan, Belum diketahui, Jenis Ca-bentonit
2. Oker                        : Tanah Tumbuh, Belum diketahui -
3. Lempung                 : Muara Bungo, Belum dikethui -
4. Pasir Kwarsa          : Muara Bungo, Terindikasi 10,7 juta m3 -
5. SIRTU                     : Muara Bungo, Belum diketahui -
6. Obsidian/perlit        : Tanah Tumbuh, Terindikasi 80 juta m3 -
7. Kaolin                     : Muara Bungo, Belum diketahui -
  Tanah Sepenggal, Belum diketahui -

4. Kabupaten Tebo
Di wilayah Kabupaten Tebo terdapat kandungan mineral logam berupa timah putih, sementara mineral non logam berupa bentonit dan pasir kwarsa.

a. Mineral Logam
Logam timah putih cadangannya yang belum diketahui, sementara kadarnya mencapai 0,5-24,3 gram/m3 (Tabel 3.27.).

1. Timah Putih : Tebo Tengah, Kadar 0,5-24,3 gram/m3

b. Mineral Non Logam
Pada Tabel 3.28. dapat dilihat bahwa mineral non logam yang telah diketahui besar cadangannya adalah pasir kwarsa dan bentonit masing-masing telah terindikasi sebesar 132 juta m3 dan 9,5 juta m3.

1. Bentonit                  : Tebo Ilir, Terindikasi 9,5 juta m3 -
2. Pasir Kwarsa          : Tebo Tengah, Terindikasi 132 juta m3 -
  Tebo Ilir, Belum diketahui -

5. Kabupaten Sarolangun
Di wilayah Kabupaten Sarolangun terdapat kandungan mineral logam berupa emas, biji besi, dan tembaga, sementara mineral non logam berupa batu gamping, lempung, pasir kwarsa, dan pasir dan batu kerikil.

a. Mineral Logam
Logam emas yang terdapat di Kabupaten Sarolangun belum diketahui besar cadangannya, sementara logam biji besi dan tembaga masih berupa indikasi          (Tabel 3.29.).

1. Emas           : Muara Limun, Belum diketahui -
  Batang Asai, Belum diketahui -
2. Biji Besi       : Batang Asai, Berupa indikasi -
  Muara Limun, Berupa indikasi -
3. Tembaga     : Batang Asai, Berupa indikasi -

b. Mineral Non Logam
Pada Tabel 3.30. dapat dilihat bahwa mineral non logam yang telah diketahui besar cadangannya adalah batu gamping yang telah terindikasi sebesar 57,8 juta m3 dengan kadar CaO 58 %, sementara lempung, pasir kwarsa, dan pasir dan batu kerikil cadangannya belum diketahui.

1. Batu Gamping        : Muara Limun, Terindikasi 57,8 juta m3, Kadar CaO 58%
2. Lempung                 : Pelawan Singkut, Belum diketahui -
3. Pasir Kwarsa          : Sarolangun, Belum diketahui -
  Pauh, Belum diketahui -
4. SIRTU                     : Batang Asai, Belum diketahui -
  Muara Limun, Belum diketahui -

6. Kabupaten Batanghari
Di wilayah Kabupaten Batanghari hanya terdapat mineral non logam berupa berupa bentonit, pasir kwarsa, dan pasir dan batu kerikil. Bentonit dan pasir kwarsa cadangannya telah terindikasi masing-masing sebesar 13,5 juta m3 dan 110 juta m3, sementara pasir dan batu kerikil cadangannya belum diketahui (Tabel 3.31.).
1. Bentonit                  : Muara Bulian, Terindikasi 13,5 juta m3 -
2. Pasir Kwarsa          : Muara Bulian, Terindikasi 110 juta m3 -
3. SIRTU                     : Muara Tembesi Belum diketahui -

7. Kabupaten Muaro Jambi
Di wilayah Kabupaten Muaro Jambi hanya terdapat mineral non logam berupa kaolin serta pasir dan batu kerikil. Kaolin memiliki cadangan yang telah terindikasi sebesar 9 juta m3, sementara pasir dan batu kerikil cadangannya belum diketahui (Tabel 3.32.).

1. Kaolin : Jambi Luar, Kota Terindikasi 9 juta m3 -
2. SIRTU : Sekernan, Belum diketahui -

8. Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat hanya terdapat mineral non logam berupa granit, pasir kwarsa, obsidian/perlit, dan kaolin. Pasir kwarsa telah terindikasi cadangannya sebesar 132 juta m3 dan kaolin sebesar 106 juta m3. Sementara granit dan obsidian/perlit belum diketahui besar cadangannya (Tabel 3.33.).

1. Granit                     : Tungkal Ulu, Belum diketahui -
2. Pasir Kwarsa          : Tungkal Ulu, Terindikasi 132 juta m3 -
3. Obsidian/perlit        : Merlung, Belum diketahui -
4. Kaolin                     : Merlung, Terindikasi 106 juta m3 -

9. Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur hanya terdapat mineral non logam berupa andesit, dan pasir dan batu kerikil, pasir pantai, kaolin dan pasir kwarsa. Semua mineral non logam ini jumlah cadangan belum diketahui besarnya (Tabel 3.34.).

1. SIRTU                     : Rantau Rasau, Belum diketahui -
2. Andesit                    : Muara Sabak, Belum diketahui -
3. Pasir                        : Pantai Sadu, Belum diketahui -
4. Kaolin                     : Mendahara, Belum diketahui -
5. Pasir Kwarsa          : Nipah Panjang, Belum diketahui -



10. Kota Jambi
Di wilayah Kota Jambi hanya terdapat mineral non logam berupa pasir dan batu kerikil dengan jumlah cadangan belum diketahui besarnya (Tabel 3.35.).


1. SIRTU         : Telanaipura, Belum diketahui -
  Pelayangan, Belum diketahui -

B. Pemanfaatan Sumber Daya Mineral di Provinsi Jambi
Dari berbagai macam sumber daya mineral yang ada di Provinsi Jambi, produksi yang tercatat baru berasal dari 4 (empat) jenis mineral non logam yaitu pasir kwarsa, lempung, SIRTU, dan bentonit, dengan besarnya produksi per tahun sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.36.

1. Pasir Kwarsa          : Bungo, 50.000 ton/tahun -
2. Lempung                 : Merangin, 120.000 ton/tahun -
3. SIRTU                     : Bungo 120.000 ton/tahun -
  Merangin 80.000 ton/tahun -
  Kota Jambi 60.000 ton/tahun -
  Tanjung Jabung, Timur 10.000 ton/tahun -
4. Bentonit                  : Merangin, 10.000 ton/tahun -

 

 

 

 

 

Emas (Sansekerta: Jval; Anglo-Saxon gold; Latin: aurum). Emas telah diketahui dan dinilai sangat tinggi sejak jaman purba kala. Unsur ini ditemukan di alam sebagai logam tersendiri dan dalam tellurides. Emas tersebar sangat luas dan selalu diasosiasikan dengan quartz atau pyrite.

Sumber-sumber
Emas ditemukan di deposit-deposit veins dan alluvial dan seringnya dipisahkan dari bebatuan dan mineral-mineral lainnya dengan proses penambangan dan panning. Sekitar dua pertiga produksi emas dunia berasal dari Afrika Selatan dan sekitar dua pertiga produksi total Amerika Serikat datang dari negara bagian South Dakota dan Nevada. Logam ini diambil dari bijih-bijihnya dengan berbagai cara: cynaniding, amalgamating, dan smelting. Proses pemurnian juga kerap dilakukan dengan cara elektrolisis. Emas terkandung pula di air laut sekitar 0.1 sampai 2 mg/ton, tergantung dimana sampel air lautnya diambil. Sampai sekarang, belum ditemukan bagaimana cara menambang emas dari air laut yang dapat memberikan untung.

Kegunaan
Emas banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter di banyak negara. Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan, gigi buatan, dan sebagai lapisan. Untuk aplikasi di bidang sains, emas digunakan sebagai lapisan beberapa satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah yang baik. Emas tidak mudah bereaksi (inert).

Isotop
Senyawa emas yang paling banyak adalah auric chloride dan chlorauric acid, yang terakhir banyak digunakan dalam bidang fotografi untuk membuat tinta dan bayangan perak. Emas memiliki 18 isotop; 198Au dengan paruh waktu selama 2.7 hari dan digunakan untuk terapi kanker dan penyakit lainnya. Disodium aurothiomalate diberikan melalui lewat otot (intramuscularly) sebagai terapi arthritis. Campuran satu asam nitrat dengan tiga asam hidroklorida disebut aqua regia (karena melarutkan emas, rajanya logam-logam). Emas juga tersedia secara komersil dengan kemurnian 99.9999+%. Titik beku emas pada 1063.0 derajat Celcius selama bertahun-tahun telah digunakan sebagai titik kalibrasi oleh International Temperature Scales (ITS-27 dan ITS-48) dan oleh International Practical Temperature Scale (IPTS-48). Pada tahun 1968, standar IPTS baru (IPTS-68) diadopsi, yang mengubah titik beku emas menjadi 1064.43 derajat Celcius. Berat jenis emas berubah sesuai suhu dan bagaimana logam ini precipitated dan cold-worked.